Stamina atensi adalah kemampuan seseorang untuk
mempertahankan atensinya untuk mengerjakan suatu pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu. Anak-anak yang mempunyai kecenderungan mudah jenuh dan stamina atensi
yang minimum, biasanya hanya beberapa detik atensi mereka akan mudah teralihkan
dengan benda atau kegiatan di sekitar mereka. Hal ini menjadi kendala ketika
mereka harus berhadapan dengan pelajaran yang membutuhkan stamina atensi yang
cukup panjang.
Ada beberapa ciri yang terlihat pada anak dengan stamina
atensi yang tidak maksimal, antara lain:
·
Mudah lupa akan segala kegiatan harian
·
Apabila diperintah, seolah tidak mendengar
instruksi
·
Cenderung ceroboh saat mengerjakan tugas
·
Perhatian mudah teralih dan tidak bisa
duduk tenang
·
Suka melamun (umumnya untuk anak perempuan)
·
Tugas-tugas tidak selesai tepat waktu
Karena hal-hal tersebut diatas, anak-anak dengan stamina
atensi yang kurang maksimal, biasanya nilai-nilai mereka secara akademis tidak
sesuai dengan tingkat potensi kecerdasan mereka. Selain itu, secara psikososial
mereka seringkali dicap sebagai anak yang nakal dan pembangkang, sehingga
hubungan mereka dengan orangtua, guru dan teman menjadi buruk, dan berdampak
pada perilaku mereka yang menjadi temperamental dan memiliki pemahaman diri
yang negatif.
Upaya untuk memaksimalkan stamina atensi pada anak
Untuk memaksimalkan stamina atensi dibutuhkan latihan
mengontrol konsentrasi, dan fokus pada satu informasi dari sekian banyak
informasi yang diterima oleh anak. Untuk itu orangtua perlu meningkatkan
kemampuan siaga anak pada respon yang akan terjadi dengan memberikan
latihan-latihan berupa aktivitas sensoris/ aktifitas fisik. Orangtua dapat
menstimulasi stamina atensi anak-anak dengan melakukan berbagai aktifitas fisik
yang dapat merangsang kerja otak mereka.
Selain itu dapat juga dengan mengurangi bermain video games
dan mengurangi jam nonton TV anak. Bermain video games dan menonton TV adalah
aktifitas yang tidak memerlukan atensi
ataupun aktifitas sensoris, karena tanpa mereka melakukan suatu upaya
atensi, TV atau video games tersebut telah melakukannya. Banyak permainan yang
banyak melibatkan aktifitas anak, seperti permainan tradisional, olahraga,
ataupun outbound anak. Semuanya bisa dilakukan dengan tanpa biaya, ataupun
mengeluarkan biaya, yang penting anak bisa melatih sensor-nya dengan baik.
0 Komentar