Homeschooling Sebagai Alternatif Pendidikan Anak

homeschooling
Homeschooling bukanlah sebuah hal yang baru. Walaupun banyak orang mengenalnya sebagai pendidikan yang hanya bisa ditempuh oleh orang-orang kaya, mengingat pelakunya lebih banyak para artis yang tidak punya waktu bersekolah. Padahal, sebelum ada sistem pendidikan modern (sekolah) sebagaimana yang dikenal pada saat ini, pendidikan dilakukan berbasis rumah. Banyak tokoh-tokoh besar yang tidak menamatkan sekolahnya, tapi justru memilih belajar sendiri di rumah. Begitu pun belajar secara otodidak yang sampai sekarang masih banyak yang melakukannya. Selain itu, para bangsawan zaman dahulu biasa mengundang guru-guru privat untuk mengajar anak-anaknya. Itulah jejak homeschooling dari masa ke masa.

Sejak perkembangan revolusi industri, terjadi proses sistematisasi pendidikan dan proses belajar. Dengan tujuan untuk pemenuhan pekerja-pekerja industri yang handal. Perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan serta usaha untuk memaksimalkan proses pembelajaran selama berabad-abad menghasilkan sebuah evolusi sistem pendidikan yang kemudian kita kenal sebagai sekolah. Sekolah adalah salah satu representasi institusional dari nilai-nilai modern yang dipegang manusia saat ini. Sebagai institusi modern, sekolah adalah solusi untuk mengatasi keterbatasan keluarga dalam mendidik anaknya secara sadar dan terencana.


Walaupun sekolah menjadi institusi pendidikan yang memberikan pengajaran kepada anak secara sistematis dan "ter-kurikulum", namun proses pencarian pendidikan yang terbaik tak pernah berhenti. Di tambah permasalahan pendidikan saat ini, seperti tawuran pelajar, sex bebas, narkoba, bulying dll, yang semakin menyuramkan potret pendidikan. Belum lagi komersialisasi pendidikan yang dengan cara itu secara tidak langsung memposisikan anak sebagai ajang bisnis semata.

Di Amerika Serikat, gelombang pertama homeschooling terjadi pada era 1960-an. Pada masa ini, mulai muncul pemikiran bahwa anak-anak belajar lebih baik jika tanpa instruksi sebagaimana di sekolah (John Holt). Banyak pemikiran yang muncul mempertanyakan efektivitas sekolah dalam menjalankan fungsi pendidikan. Selain Holt, inisiator dan pejuang homeschooling pada masa itu adalah Dr. Raymon Moore, seorang psikolog perkembangan dan peneliti pendidikan. Akhir 1970-an, Holt menerbitkan surat kabar "Growing Without School" yang menjadi sistem pendukung homeschooling pada masa itu.

Setelah itu, homeschooling terus berkembang dengan berbagai alasan. Selain karena alasan keyakinan (beliefs), pertumbuhan homeschooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem pendidikan di sekolah. Keadaan pergaulan sosial di sekolah yang tidak sehat juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan homeschooling.

Walaupun awalnya dipersepsi sebagai kelompok konservatif dan penyendiri (isolationists), homeschooling terus tumbuh dan membuktikan diri sebagai sistem yang efektif dan dapat dijalankan. Praktisi homeschooling pun semakin bervariasi, dengan berbagai alasan memilih homeschooling dan dengan beragam latar belakang sosial yang berbeda: relijius dan sekuler; kaya, kelas menengah, miskin; kota (urban), pinggiran (suburban), pedesaan (rural). Keluarga praktisi homeschooling memiliki beragam profesi; dokter, pegawai pemerintah, pegawai swasta, pemilik bisnis, bahkan guru di sekolah umum.
  


Posting Komentar

0 Komentar